Hiiii semuaa, untuk siapa aja deh hahaaa....
dimanapun kalian berada jangan lupa bahagia yaaa :D
di permulaan artikel saya ini, saya akan membahas tentang analisis sebuah novel. Yaps, novel dengan judul "Cantik itu Luka" karya Eka Kurniawan.
bagi kalian pecinta sastra atau yang suka baca, tentunya sudah terbiasa kan sama bacaan yang seabreg-abreg (jangan contoh bahasa saya hehe) atau untuk kalian mahasiswa sastra pastinya tidak kaget dong sama tugas analisis novel? yaaaa kan yaaa kan haha :D
kalo kalian bertanya;
bagaimana sih cara menganalisis novel? itu gampang, kata kuncinya cuma satu "jangan males". Karena untuk analisis itu kalian hanya harus cari waktu kosong aja daaaaaan dalam keadaan hening, supaya bisa bermain dengan dunia sastra salah satunya imajinasi. Tentunya, diksi diperlukan untuk keberagaman bahasa tulisan agar analisis kalian dibacanya gak bosen.
novel apa aja sih yang bisa di analisis? novel apa aja bisa banget untuk di analisis, yang penting kalian mau baca tuh novel sampe halaman terakhir hehe :D
nih dia contoh analisis saya, baca dan pahami yaaaa.... semoga bermanfaat!!!!
yeaaaay.... itulah analisis saya, terimakasih bagi siapapun yang sudah mengunjungi blog saya apalagi mau membacanya haha..... salam semangat untuk kalian :* tunggu post selanjutnya yaaa hehe :p
dimanapun kalian berada jangan lupa bahagia yaaa :D
di permulaan artikel saya ini, saya akan membahas tentang analisis sebuah novel. Yaps, novel dengan judul "Cantik itu Luka" karya Eka Kurniawan.
bagi kalian pecinta sastra atau yang suka baca, tentunya sudah terbiasa kan sama bacaan yang seabreg-abreg (jangan contoh bahasa saya hehe) atau untuk kalian mahasiswa sastra pastinya tidak kaget dong sama tugas analisis novel? yaaaa kan yaaa kan haha :D
kalo kalian bertanya;
bagaimana sih cara menganalisis novel? itu gampang, kata kuncinya cuma satu "jangan males". Karena untuk analisis itu kalian hanya harus cari waktu kosong aja daaaaaan dalam keadaan hening, supaya bisa bermain dengan dunia sastra salah satunya imajinasi. Tentunya, diksi diperlukan untuk keberagaman bahasa tulisan agar analisis kalian dibacanya gak bosen.
novel apa aja sih yang bisa di analisis? novel apa aja bisa banget untuk di analisis, yang penting kalian mau baca tuh novel sampe halaman terakhir hehe :D
nih dia contoh analisis saya, baca dan pahami yaaaa.... semoga bermanfaat!!!!
Pertama-tama saya akan menceritakan sedikit tentang saya, tentunya dalam perihal proses membaca yang saya lakukan dan alami dalam novel yang berjudul “Cantik Itu Luka” karya Eka Kurniawan. Awalnya saya tidak begitu berminat untuk membaca novel ini, karena saya pikir novel ini terlalu tebal, jadi pasti akan membutuhkan waktu lama untuk dapat menyelesaikan bacanya. bisa di bilang waktu yang saya habiskan untuk membaca kurang lebih hampir 5 hari, dan itupun dengan pemahaman yang terbatas. Karena bacanya di tunda-tunda, jadi pemahamannya tidak begitu maksimal. Apapun alasannya, setelah membaca buku ini, saya menyesal pernah merasa taktertarik. Karena saya begitu tertarik dengan novel ini dan bahkan setelah itu saya ingin mengobrak-abrik isi pikiran penulisnya.
Novel
ini berlatar belakang sejarah, mengangkat sisi kehidupan lain di tengah
penjajahan belanda, pendudukan jepang, agresi militer, masa komunis tahun 1965,
dan masa setelahnya. Saya merasakan sisi feminitas yang diangkat penulisnya. Ini
juga salah satu yang membuat saya salut, penulis pria yang tokoh novelnya
seorang wanita, yang ingin memperlihatkan bahwa perempuan selalu menjadi korban
dalam setiap zaman, bahkan dari mulai zaman perang. Novel ini juga sebagai
suatu kritik bahwa di zaman modern ini, hak-hak perempuan seringkali
terabaikan. Dalam novel Cantik itu Luka, penulis bercerita tentang
kehidupan masyarakat Indonesia yang tertindas. Bagaimana masyarakat dibentuk
sebagai orang-orang yang patut berada pada posisi marjinal. Masyarakat marjinal
merasa diri paling rendah dan merasa lemah dihadapan penjajah. Sejarah kolonial
adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, novel sejarah kolonial yang merupakan bagian dari refleksi
realitas, seharusnya memang ada.
Berawal
dari cerita tentang sakit hati Ma Gedik terhadap Ted Stammler. Permasalahannya
tentang perempuan. Di era Belanda berkuasa, banyak laki-laki Belanda yang
memunyai gundik. Ted Stammler menginginkan Ma Iyang sebagai gundiknya. Meskipun
Ma Iyang mencintai Ma Gedik, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya
pasrah pada penguasa saat itu, yaitu orang-orang Belanda. Sebagaimana Ma Gedik
dalam novel ini, ia mengalami hidup yang dramatis akibat kesemena-menaan Ted
Stammler. Mimpinya untuk hidup bersama kekasihnya Ma Iyang, tidak bisa
diwujudkan karena ia harus merelakan Ma Iyang menjadi gundik orang Belanda
tersebut. Meski cinta mereka tidak pernah kandas namun hidup kedua insan yang
saling mencinta itu tidak pernah bisa bersatu. Cinta mereka berakhir
mengenaskan. Kepergian Ma Iyang ke rumah Ted Stammler hanya meninggalkan satu pesan
kepada Ma Gedik, yaitu Ma Gedik dimintanya menunggu di bukit cadas enam belas
tahun kemudian. Demi cintanya pada Ma Iyang, ia berjanji akan memenuhinya. Enam
belas tahun merupakan waktu yang sangat lama bagi Ma Gedik. Hari-hari setelah
kepergian Ma Iyang, dihabiskannya dengan berjudi dan mabuk-mabukan. Hanya itu
yang bisa dilakukannya untuk menghilangkan kesedihan karena kehilangan sang
kekasih. Melihat kondisi Ma Gedik yang buruk, teman-temannya merasa khawatir.
Hingga suatu hari, mereka meminta Ma Gedik untuk menikah dengan perempuan lain.
Ma Gedik menolak saran teman-temannya. Keadaan buruk Ma Gedik tidak pernah
berubah. Hal itu selanjutnya yang membuat teman-temannya berpikir untuk
menyuruh Ma Gedik pergi ke tempat pelacuran. Mereka mengira, mungkin dengan
tubuh perempuan, Ma Gedik dapat melupakan Ma Iyang. Usulan yang kedua itupun
kembali ditolaknya. Namun, teman-teman
Ma Gedik tidak kehabisan akal. Mereka menyeret Ma Gedik ketempat pelacuran saat
ia tidak sadarkan diri karena mabuk berat.
Alur Novel ini, Eka Kurniawan hobi sekali menggunakan alur sorot balik atau flashback
. Dalam keseluruhan cerita maupun dalam tiap babnya, CIL selalu dipenuhi dengan
pemakaian alur sorot balik tersebut. CIL diawali dengan kehidupan setelah mati si
tokoh utama, yaitu Dewi Ayu. Ia dikisahkan sebagai pelacur yang
meninggal setelah melahirkan anak keempatnya. Ia tidak pernah mengetahui bahwa
anak yang diberi nama Cantik ternyata sesuai dengan harapannya sebelum
meninggal, yaitu anak yang berwajah buruk rupa. Dewi Ayu meninggal karena
keinginannya sendiri, tanpa bunuh diri. Ia ingin mati, dan duabelas hari
kemudian keinginan itu terkabul. Dewi Ayu sangat bersyukur bahwa anak keempatnya
ternyata buruk rupa. Alasannya karena ia sudah terlalu bosan dengan ketiga anak
terdahulunya yang cantik-cantik. Dewi Ayu bosan dengan anak-anak perempuan yang
banyak disukai laki-laki. Cantik berarti luka. Cantik membawa
perlukaan. Selanjutnya, pada bab kedua, cerita berbalik pada masa lalu ketika ia
masih muda dan menginginkan nikah dengan seorang pria tua bernama Ma Gedik.
Iakenal Ma Gedik dari cerita pembantu-pembantunya. Ia jatuh cinta
tanpa mengetahui Ma Gedik sebelumnya. Yang ia tahu, Ma Gedik adalah
kekasih neneknya, Ma Iyang, yang telah direbut Ted Stammler yaitu kakek Dewi
Ayu sendiri. Dalam bab dua ini pula banyak diceritakan mengenai keluarga
Stammler,dan diceritakan pula kisah cinta Ma Gedik dan nenek Dewi Ayu yaitu Ma
Iyang mengenai masa lalu mereka. Pada bab tiga sudah muncul tentara-tentara
Jepang yang pada akhirnya nanti berpengaruh pada kehidupan Dewi Ayu seterusnya.
Kekejaman tentara Jepang yang menjadikan Dewi Ayu pelacur membuatnya memutuskan
pelacur sebagai profesinya seumur hidup. Pada bab-bab selanjutnya diceritakan
secara berkelanjutan mengenai kehidupan Dewi Ayu mada masa Jepang, pada masa
kemerdekaan, dan bagaimana hidup dia dan anak cucunya. Dalam menceritakan
orang-orang yang menjadi bagian hidup Dewi Ayu, baik anak-anaknya maupun
menantu-menantunya yang merupakan orang-orang yang aneh, Eka kembali
menggunakan pembolak balikan alur. Eka memunculkan Maman Gendeng setelah bertemu
DewiAyu, kemudian dilanjutkan dengan penceritaan masa kecilnya, ia
menceritakan Shodancho dan Kamerad Kliwon juga demikian adanya. Pada bab empat
hingga lima belas berisi tikaian, rumitan, hingga klimaks. Dan bab enam belas
hingga delapan belas sudah
mulai pada penurunan masalah yang berisi leraian dan selesaian. Cerita berakhir
dengan sad ending. Hampir semua tokoh meninggal, hanya tersisa empat anak Dewi
Ayu yang semuanya telah menjadi janda dan hidup sendiri karena mereka juga
kehilangan anak-anak mereka.
Menceritakan
tentang seorang gadis Indo-Belanda bernama Dewi Ayu, seorang anak yang cerdas
dan berparas sangat cantik seperti kebanyakan anak berdarah campuran. Kehidupan
Dewi Ayu berlatar di sebuah tempat bernama Halimunda, di mana saat Halimunda
dikuasai tentara Jepang, Dewi Ayu dipaksa menjadi pelacur karena kecantikannya
dan itu terus berlanjut bahkan hingga akhir hayatnya. Dewi Ayu dikaruniai 3
anak perempuan yang tidak diketahui siapa bapaknya, seluruh putrinya
mewarisi kecantikan ibunya. Kecantikan Dewi Ayu dan anak-anaknya justru membawa
berbagai tragedi dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, saat kehamilan
keempat, Dewi Ayu berharap anak bungsunya terlahir buruk rupa agar tidak mengalami
tragedi seperti yang dialaminya dan kakak-kakaknya. Tuhan rupanya mengabulkan
doa tersebut, anak bungsunya yang terlahir buruk rupa diberi nama Cantik.
Walaupun terlahir buruk rupa, Cantik tetap tidak bisa terbebas dari tragedi
seperti yang dialami ibu dan ketiga kakaknya. Karena berbagai tragedi yang
mereka alami, maka bagi mereka kecantikan adalah luka dalam kehidupan mereka. Novel
ini juga terdapat cerita mistis yaitu kebangkitan Dewi Ayu setelah 25 tahun
dikubur yang terkesan sangat ajaib. Juga beberapa kisah tokoh lain seperti
Sang Shodanko atau Kamerad Kliwon yang memberi warna lain di keseluruhan novel
ini. Penulis mencoba menyajikan novelnya dalam bentuk lain. Alur
maju-mundur yang disajikan terasa sangat kuat dan menjadi kelebihan tersendiri
dari novel ini. Saya merasa diajak berjalan ke masa lalu dan berimajinasi
memasuki dunia cerita pada novel ini. Pada akhir cerita, penulis berhasil
membuat saya setuju bahwa Cantik itu Luka.
Novel ini seakan menjadi kritik pada patokan cantik di Indonesia yaitu tinggi, putih, langsing seperti artis-artis kebanyakan. Apalagi dengan gempuran budaya Korea yang sangat gencar saat ini dimana banyak perempuan Indonesia semakin tergila-gila pada kecantikan. Meski hampir semua kalangan artis Korea bahkan di berbagai Negara lain melakukan operasi plastik untuk kelihatan rupawan. Dampak lain dari persepsi cantik tersebut adalah banyaknya kosmetik yang menjanjikan kulit putih mulus sekejap. Tanpa disadari kosmetik tersebut kebanyakan mengandung bahan berbahaya yang dapat membahayakan dalam penggunaan jangka panjang. Produk pelangsing, produk peninggi badan, produk pemutih, semakin meracuni perempuan yang tergila-gila dengan paras rupawan. Padahal di satu sisi kecantikan dapat menghadirkan luka seperti yang dialami tokoh dalam novel ini. The End~
yeaaaay.... itulah analisis saya, terimakasih bagi siapapun yang sudah mengunjungi blog saya apalagi mau membacanya haha..... salam semangat untuk kalian :* tunggu post selanjutnya yaaa hehe :p
Catatan :
Analisis termotivasi dari beberapa tulisan dengan bahasan sama dari para bloger.
Cantik adalah tragedi. Ah, tapi secara keseluruhan, novel ini membuat saya tak bisa melepasnya sampai akhir. Novel ini salah satu novel terbaik yang pernah saya baca. Apalagi saya mendapatkan nilai 95 dari dosen karena analisis saya ini. wahhhhh bahagia syekaleee hehe :D
Kecantikan tak patut dikejar, kesempurnaan hati lah yang harus di pelihara.-penulis
Cantik adalah tragedi. Ah, tapi secara keseluruhan, novel ini membuat saya tak bisa melepasnya sampai akhir. Novel ini salah satu novel terbaik yang pernah saya baca. Apalagi saya mendapatkan nilai 95 dari dosen karena analisis saya ini. wahhhhh bahagia syekaleee hehe :D
Kecantikan tak patut dikejar, kesempurnaan hati lah yang harus di pelihara.-penulis